Pages

Sabtu, 23 Juni 2018

Kuberlibur di Yogyakarta


Konon katanya, kota Yogyakarta akan memberikan kesan yang mendalam kepada orang yang mengunjunginya. Memberikan rasa rindu. Sesuatu yang tersirat namun tidak tersurat. Rasa itu.

Libur lebaran telah usai. Bagaimana hari liburmu? Sebagian besar anak perantauan akan kembali ke kampung halaman, bertemu kembali dengan orang tua dan para saudara. Mudik istilahnya. Bagi orang yang tidak merayakan lebaran seperti saya, libur panjang saya manfaatkan untuk pergi keluar kota, berlibur. Dan kali ini saya memutuskan untuk berlibur di Yogyakarta.


Tugu Yogyakarta, From my Phone.

Yogyakarta. Kota yang mistis dan indah. Kota yang selalu membuat rindu. Walaupun sekarang lebih ramai dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, ketika kali pertama saya ke kota ini, Yogyakarta selalu memberikan keindahan tersendiri bagi saya. Entahlah, tapi kota itu membuat saya selalu rindu untuk datang lagi. Di tulisan kali ini, saya akan membagikan pengalaman saya selama berlibur di Yogyakarta. Semoga bisa menjadi salah satu sumber informasi bagi para pembaca yang ingin datang ke Yogyakarta.

  • Retras Hostel
Karena liburan kali ini adalah liburan hemat, maka rencana awal ketika di Yogyakarta, saya akan menginap di kosan adik. Namun, karena satu dan lain hal, akhirnya saya memutuskan untuk menginap di penginapan saja. Ada dia pilihan, dan salah satunya adalah Retra’s Hostel. Kalau di lihat di salah satu aplikasi akomodasi, harganya sangat murah. Tidak sampai seratus ribu. Hanya Rp 85.000 saja per malam. Itu untuk kamar tipe dormitory. Maksudnya adalah dalam satu kamar akan ditempati oleh beberapa orang. Untuk hostel ini, maksimal empat orang per kamar. Agar tidak salah memilih, akhirnya saya ke sana untuk mengecek tampilan kamarnya. Dan ketika pertama kali saya melihat, saya yakin untuk memesan di sini. Tempatnya luas, ada AC nya, kamar mandinya bersih. Sangat memuaskan dengan harga seperti itu. Berhubung karena libur lebaran, maka pada saat itu selama 5 hari saya menginap di sana, hanya 2 hari terakhir saya di sana saja, ada orang yang menginap bersama-sama dengan saya. Hostel ini juga memiliki private room seperti hotel regular pada umumnya.


Retras Hostel. Captured by My Phone.

Tampak Depan Retras Hostel. Captured by My Phone


Tempatnya terletak di Jalan Kaliurang KM 5,5. Posisi hostelnya masuk ke dalam perumahan. Karena pemilik hostel juga tinggal di sini. Menurut saya, tempat ini sangat cocok bagi orang yang mencari ketenangan. Walau masuk ke dalam perumahan, hostel ini dekat dengan jalan raya yang ramai dengan restoran, maupun kafe. Tinggal jalan kaki, naik motor atau mobil, sampai deh di jalan raya. Hostel ini juga menyediakan sarapan ringan bagi yang menginap, seperti roti, sereal, dan buah-buahan. Menurut saya, kamar jenis dormitory di hostel ini patut direkomendasi kepada kalian yang ingin mencari penginapan nyaman nan murah.


Resepsionis, Captured by My Phone

Foto dari arah resepsionis. captured by my phone.

  • Hutan Pinus Mangunan
Jika ingin menikmati pemandangan yang indah dari puncak gunung, menikmati udara sejuk hutan, atau sekalian untuk mencari tempat yang keren untuk berofoto, ini adalah salah satu tempat yang tepat untuk dikunjungi. Mengapa saya setiap liburan selalu ke alam? Karena yang segar-segar dan hijau-hijau seperti itu tidak ada di Jakarta.


Hutan Pinus Mangunan


Hutan Pinus Mangunan, from My Phone

Hutan Pinus Mangunan, from My Phone

Hutan Pinus Mangunan, from My Phone

Tempat ini terletak di daerah Bantul. Perjalanan ke sana saya tempuh selama kurang lebih satu setengah jam menggunakan motor dan aplikasi peta dari google. Jalan ke sana menanjak, dan lumayan ada beberapa jalan yang rusak. Biaya masuk di tempat ini hanya Rp 5.000 per orang. Murah. kesan pertama yang saya rasakan adalah nyaman, indah, dan segar. Pohon-pohon pinus tumbuh dengan rapi, dan udara di sini sangat sejuk. Awalnya saya mengira tempat ini hanya berisi pohon-pohon pinus saja. Tidak ada yang lain.

Hutan Pinus Mangunan, from My Phone


Puncak Hutan Pinus Mangunan, from My Phone

Namun, pemikiran saya terbantahkan ketika masuk ke hutan ini lebih dalam. Di tempat ini sudah disediakan tempat-tempat yang keren untuk berfoto. Semakin ke ujung hutan ini, kita disuguhkan pemandangan yang indah dari puncak gunung. Melihat hamparan hijau dari atas ketinggian, disertai dengan angin yang sejuk. Sungguh indah ciptaan Tuhan. Kita juga bisa menaikin pohon yang sudah diberikan tangga, agar kita bisa menikmati pemandangan di tempat yang lebih tinggi lagi. Berhubung tangganya sangat tinggi, dan tidak ada pengaman, lebih baik berhati-hati atau jangan mengambil resiko jika takut ketingginan. Menurut saya tempat ini patut direkomendasikan untuk dikunjungi ketika berlibur di Yogya.


Narsis Di Hutan Pinus


Foto Di Hutan Pinus

  • Kebun Buah Mangunan

Lokasi tempat ini tidak jauh dari Hutan Pinus Mangunan. Biaya masuknya Rp 5.000 per orang. Yang menarik dari tempat ini adalah puncak dari kebun ini. Menurut saya jika kalian ingin menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan, tempat ini bisa menjadi salah satu pilihan. Dari puncak, kita bisa melihat hamparan hijau gunung-gunung, dan sungai yang mengitarinya. Yang terlintas di pikiran saya ketika melihat pemandangannya adalah seperti Grand Canyon di Amerika, namun lebih hijau, dan lebih sejuk. Tempat ini bisa menjadi tempat untuk menikmati keindahan alam atau juga ingin mencari tempat yang bagus untuk berfoto.

Puncak Kebun Buah Mangunan, From My Phone

Puncak Kebun Buah Mangunan, From My Phone

Puncak Kebun Buah Mangunan, From My Phone


  • Taman Sari Yogyakarta

Tempat ini terletak di tengah kota, berdekatan dengan keraton Yogyakarta (well, tidak terlalu dekat banget sih). Berdasarkan informasi yang saya dengar ketika berkunjung, dulu tempat ini adalah tempat bersantainya para sultan, istri, dan putri-putri kerajaan. Selain itu tempat ini juga pada zamannya adalah tempat para sultan untuk bermeditasi. Salah satu hal yang menarik yang saya perhatikan dari tempat ini, adalah kesan bangunannya yang menurut saya tidak simetris, dan nuansa mistik yang masih terasa di tempat ini. Selain daripada itu, di sini juga banyak tempat-tempat yang bagus untuk berfoto.

Taman Sari Yogyakarta, From My Phone

Taman Sari Yogyakarta, From My Phone

Taman Sari Yogyakarta, From My Phone

Taman Sari Yogyakarta, From My Phone

  • Tebing Breksi

Tempat ini terletak di kabupaten sleman, selatan candi prambanan. Dulu tempat ini adalah tempat penambangan baru alam, namun sekarang dirubah menjadi salah satu tempat pariwisata yang patut di kunjungi di Yogyakarta. Yang berkesan bagi saya di tempat ini adalah bekas tambangannya yang sudah diubah sedemikian rupa sehingga bisa dinikmati orang yang mengunjungi tempat ini. Di salah satu tebing, ada pahatan wayang yang jika dinikmati akan sangat indah, atau untuk sekedar berfoto-foto. Jika kita naik ke atas tebingnya kita disuguhkan dengan pemandangan yang indah, dan ada tempat-tempat yang dibuat khusus untuk berofoto juga. Yang cukup mengejutkan, jika kita mengunjungi tempat ini, biaya parkir kendaraan dan biaya tiket masuk adalah serelanya. Jadi kamu bisa menentukan berapa harga parkir dan harga masuk. Selain itu, untuk berfoto di tempat-tempat yang sudah disediakan, kita juga harus membayar serelanya.

Foto di Tebing Breksi

Foto di Tebing Breksi

  • Candi Ijo

Sekitar satu kilometer di atas tebing breksi, Candi Ijo berdiri. Situs candi ini sebagian masih dalam tahap renovasi, namun tidak dengan candi induknya. Dari ketinggian Candi Ijo, kita bisa menikmati sunset di halaman candi, dan juga bisa melihat keindahan Yogyakarta dari atas ketinggian. Tempat ini sangat cocok untuk menikmati keindahan alam dan atau hanya sekedar untuk berfoto.

Candi Ijo From My Phone

Pemandangan dari Puncak Candi Ijo From My Phone

Candi Ijo From My Phone

Candi Ijo From My Phone

Candi Ijo From My Phone

  • Raminten Uborampe Malioboro

Ketika berlibur di Yogyakarta, kurang lengkap rasanya kalau belum bertandang ke jalan malioboro untuk sekedar bercengkrama atau berbelanja. Niat awal hanya untuk membeli baju barong untuk tidur, ketika menyelusuri jalan malioboro, saya menemukan salah satu toko yang tampak luarnya seperti House of Raminten. dan memang tempat ini adalah tempat raminten grup, haha. Tempat ini mungkin sama seperti joger di Bali. Di toko ini kita bisa membeli kaos dengan berbagai macam jenis dan ukuran khas raminten, makanan-makanan ringan, dan kerajinan-kerajinan.

Yogyakarta.

Tidak terasa sudah hamper seminggu di Yogyakarta, sekarang waktunya pulang untuk kembali ke peraduan untuk melanjutkan hidup. Masih banyak tempat-tempat menarik lain di Yogyakarta, yang jika ke sana lagi akan aku kunjungi.
Ijinkanlah aku untuk pulang lagi, blla hati mulai sepi tiada terobati (Katon Bagaskara – Yogyakarta).

Senin, 18 Juni 2018

2019 GANTI PRESIDEN (?)

#2019gantipresiden (?)

Aku heran. Mengapa banyak orang-orang yang lebih memilih menjelek-jelekkan pemimpinnya (kita bicara Indonesia ya) daripada mendoakan agar selalu sehat dan dapat lebih bijaksana dalam memimpin negara ini? Ibarat pertanyaan dari salah satu sosok ter Ilahi yang pernah ada dalam sejarah; “mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?”. Bahasa sederhananya adalah;”situ udah sempurna, sampai-sampai dengan ringannya mengomentari tentang orang lain? Sudah ngaca belum?”

Menjadi pemimpin pasti tidak mudah. Saya mengaca pada diri saya sendiri, yang adalah pimpinan dari diri saya sendiri. Sederhananya begini; ketika jam makan siang, saya tahu saya harus makan siang karena itu baik untuk kesehatan saya. Namun, kerena ada pekerjaan kantor yang harus saya selesaikan, saya memilih untuk menunda makan siang demi pelayanan supaya nasabah tidak gusar karena menunggu lama (yang akibatnya bagi saya, makan siang dapat berubah istilah menjadi makan sore). Contoh lain, ketika saya harus menghadapi dua pilihan; nasabah yang memaksa saya untuk dilayani terlebih dahulu karena statusnya yang sedang terburu-buru atau melayani nasabah yang telah sabar menunggu antriannya. Salah satu pihak pasti akan berkeluh kesah bahkan bisa jadi marah dari setiap pilihan yang akan saya ambil dari kondisi tersebut. Maaf, para nasabah yang terhormat, saya tidak bisa menyenangkan setiap orang, saya akan memilih pilihan yang paling baik. Atau contoh lain yang sederhana: saya belok kiri atau kanan, saya harus jujur atau bohong, dan lain sebagainya. Menjadi pemimpin bagi diri sendiri saja sudah seperti itu ya.

Apalagi menjadi pemimpin negara, dengan berbagai macam permasalahan yang muncul setiap hari, dengan berbagai macam keputusan-keputusan yang harus dipilih dan atau diputuskan, yang tentu saja dengan mempertimbangkan hal seperti meminimalisasikan kerugian yang akan muncul, dan lain sebagainya. Kalau saya bayangkan (karena saya belum pernah menjadi pemimpin sebuah negara), menjadi bos sebuah negara itu susah, walaupun itu sudah dibantu oleh para menteri. Karena keputusan yang diambil tidak dapat menyenangkan semua orang (termasuk saya). Baik buruknya seorang pemimpin juga tidak bisa dilihat hanya dari keputusan-keputusan yang dia ambil, namun juga dari karakter dan personalnya. Baik buruknya seorang pemimpin juga (secara subjektif atau mungkin objektif?) bisa ternilai tergantung dari sisi mana orang tersebut mau menilainya.

Satu hal yang aku lihat-lihat, atau baca-baca dari sejarah, Politik itu drama. Kalau dianalogikan seperti serial TV Game of Throne (coba tonton deh, dan semoga analogi saya ini tidak melenceng). Yang kawan bisa jadi lawan. Musuh dari musuhku adalah temanku. Politik juga bisa menjadi konsep terbawa perasaan yang jika terasuk lebih dalam akan menjadi personal. Dengan kata lain, yang dia pikirkan adalah dirinya sendiri. Bagimana supaya menang, bagaimana supaya berkuasa, bagaimana saya memanfaat kan keramaian untuk membuka jalan bagi saya untuk berkuasa.

Orang-orang (entah itu protagonis atau antagonis) yang terlibat dalam politik akan menggunakan cara dan media apa saja untuk mencapai tujuannya. Bisa menggunakan sosial media dan elektronik, pendekatan melalui suku, agama, ras, dan lain sebaganya. Bisa juga memecah belah yang telah bersatu, mempersatukan yang terpecah belah atau mengacaukan yang sudah damai, mendamaikan yang kacau. Memanfaatkan orang-orang yang mudah terprovokasi atau memiliki pemikiran sempit (entah itu orang pintar atau orang bodoh). Bahkan membuat orang-orang yang kurang kerja merasa berguna. Kalau di Indonesia ini yang lagi hangat-hangatnya menggunakan cara apa ya?

Haduh, tidak ada habisnya bahas politik dan aku juga tidak mau buang-buang waktu membahas politik (kebetulan lagi gabut aja karena libur, jadi nulis ini, haha.). Apalagi kalau dikait-kaitkan dengan kepercayaan atau agama, Aduhh, bisa jadi satu buku mungkin ya, haha.

Hal-hal yang lagi hits sekarang ini juga adalah semboyan 2019 Ganti Presiden. Dari pandangan saya, itu adalah hak setiap orang untuk memilih dan menentukan. Sekali lagi, setiap orang tidak bisa menyenangkan kita, sama seperti kita tidak bisa menyenangkan setiap orang. Tapi yang saya sangat sedih dan sayangkan adalah, bagaimana masyarakat memanifestasikan semboyan tersebut ke cara-cara yang menurut saya kasar, dan barbar. Seakan-akan tidak ada hal baik yang sudah dilakukan pemimpin dan para menteri sekarang untuk Indonesia, untuk masyarakat Indonesia. Bahkan rasa-rasanya seperti mengarah ke ujaran kebencian. Sekarang coba deh kita merenung dan menanyakan ini kepada diri kita; apa kontribusiku untuk bangsa ini? Apakah aku menyumbangkan kedamaian atau kekacauan? Apakah aku lebih banyak berkata-kata daripada bertindak? Aku tinggal di negara Indonesia apa bukan? Aku masih bisa menikmati layanan publik yang ada? Apakah aku sudah bersyukur, bahwa aku masih bisa menikmati Indonesia ini, entah itu sedikit atau banyak? Pemimpin yang baik dan buruk itu seperti apa? Sudahkah kita membandingkan para pemimpin sehingga kita bisa menghakimi bahwa si a atau si b adalah pemimpin yang baik atau buruk?

Mungkin alangkah lebih baik, kebebasan yang diberikan kepada kita. Entah itu kebebasan menggunakan pakaian yang kita mau, kebebasan menentukan di mana kita bekerja, kebebasan kita dalam berpendapat, dan kebebasan-kebebasan lainnya kita gunakan secara bijak. Untuk menyebarkan damai, ketenangan, keharmonisan, dan hal-hal positif lainnya. Untuk 2019, kalau saya boleh memberikan tips dan trik dalam memilih presiden, pilih dengan bijaksana, siapapun nanti calonnya, pilihlah orang yang kamu ketahui kebaikan-kebaikan apa yang sudah dia hasilkan di Indonesia ini. Apa hasil pekerjaannya. Apa kontribusinya. Apakah dia hanya pingin menang saja, atau memang akan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk Indonesia ini. Pilihlah bukan karena euforia, pilihlah bukan karena kebencian, namun pilihlah karena ada hasil yang baik yang mereka berikan untuk Indonesia ini, yang bisa kita nikmati. Siapapun itu calonnya.

Ada gak sih pemimpin yang tidak lepas dari komentar? Gak ada toh. Trus kenapa kita hanya bisa berkomentar? Mari kita sama-sama introspeksi; apakah selama ini kita hanya tukang komentar tapi tidak memberikan kontribusi apa-apa untuk negara ini? Apakah kita sudah mendoakan para pemimpin kita dan para jajarannnya untuk selalu diberikan kekuatan, kesehatan, dan kebijaksaan untuk mengurus bangsa ini? Apakah kita sudah mendoakan Indonesia? Apakah kita selama ini tidak sadar sudah terporovokasi? Mari kita sama-sama renungkan.

Ini hanyalah perenungan saja. Sudah sekian lama pingin nulis ini, tapi katena lagi liburan jadinya baru bisa menuangkan hasil pikiran ini ke dalam tulisan. Suka tidak suka sama pandangan saya, silakan ambil sisi positifnya atau sisi baiknya saja. Siapa tahu ada hal-hal yang bisa kita pelajari dari tulisan ini.