Rasanya kayak ditusuk dari dalam, waktu minum air analoginya seperti luka yang disiram alkohol. perih tapi ada sensasi tusukannya....
I'm so tired, Sungguh, ketika tubuhmu sudah memberi tanda bahwa ok it's enough Remon (or whoever you are), you need some rest dan kamu tidak mengacuhkan tanda-tanda tersebut, bahkan yang terkecil sekalipun, jangan salahkan jika badanmu memberikan sentuhan bukan kepalang sampai kamu merasa naas. It's been a week I've got some regular headache in the almost same time and condition. I've got dry lips and I just ignored it. I know I'm not good, but I just dont thinks that is an excuse to not work hard (still i've leraned that we need a R.E.S.T). Rabu kemarin aku kebagian shift siang pekerjaanku yang sekarang yakni melayani kebutuhan dan keinginan konsumen dari segi kebutuhan fashion mereka (ya ya ya), dan pada suatu ketika, terasa sebuah sensasi yang merayapi daerah perut sebelah kiti serta punggu sebelah kiriku. ada sensasi tusukan yang datang dan pergi; dan aku mengacuhkan itu. Sampai pada suatu ketika rasa tusukan itu secara konstan menunjukkan eksistensinya (well, dia berhasil karena aku merasa sangat terganggu dan tidak bisa fokus melakukan pekerjaanku) aku pun menyerah. Aku istirahat. Aku sadar aku kecapean dan asupan cairan, but still I igonored it. Pernahkah kamu merasakan ketika ada luka di bagian tertentu di anggota tubuhmu dan luka itu diberikan alkohol dengan cara dialirkan? Mungkin itulah analogi yang cukup tepat untuk menggambarkan perasaan dan sakit yang aku alami ketika aku meminum air pada waktu itu. Rasa tusukan itu benar-benar tidak bisa tertahan lagi and finally, finally I go to hospital.
Terimakasih kepada bosku yang telah mengizinkan bawahannya ini untuk pulang cepat (aku gak bilang horee pada waktu itu, tapi aduuuh... taksi, taksi, mana taksinyaa???) perjalanan dari Royal Plaza ke Rumah Sakit Darmo memang tidak begitu jauh (jika kita tidak sakit). Setiap menit, setiap goncangan akibat jalan yang rusak, dan setiap omongan pak supir taksi yang berusahan menenanggakanku menjadi sebuah gangguan yang benar-benar membuat rasa sakit di sekitar daerah ginjalku tadi semakin tak tahu malu untuk membuat aku menggelingjang-gelinjang kayak cacing kepanasan di dalam taksi (it's not a reality show, just reality). Untung pak sopirnya kuat mental ya, hha....
Sampailah akhirnya ke bagian instalasi gawat darurat RS Darmo [(Tahukah kamu, selama aku tinggal di Surabaya, sudah 3 kalinya aku masuk IGD dan dua dari peristiwa tersebut hanya melibatkan aku. Akuuu sendirian tak ada yang mengawani :'(] Akhirnya dengan bantuan para suster, novalgin, dan beberapa gerakan ekspresif dariku serta teriakan teriakan dramatis (lol) rasa sakitnya akhirnya berkurang juga. Aku sempat berspekulasi; apakah ini hanya sekedar angin? apa jangan-jangan itu batu ginjal lagi. Tidaakkkkk! Hasil ronsen menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda keanehan yang yang tejadi di sekitar ginjal dan saluran kemihku. Ada beberapa alasan yang berhubungan dengan kata tidak ada, ada tapi tidak kelihatan, dan feses. Tau feses kan? Taulah, hha.. (terima kasih yang cukup sangat buat garam inggris). Akhirnya karena tidak ada lagi hal-hal yang perlu diurusi, aku disuruh pulang sama dokter Dian yang cantik tapi sedikit dramatis, dan diberikannya aku sebuah surat pengantar untuk salah satu dokter urinologi di rumah sakit itu.
Secara singkat tanpa harus menghilangkan detail-detail yang penting yang berhubungan dengan konteks ini, dokter yang bernama Tarmono menyuruh aku untuk cek darah dan tes IVP dan harus melakukan persiapan sejak kamis. Cek darah ok ngerti, tapi IVP? apaan tu?
karena penasaran akhirnya aku akhirnya searching IVP itu apa (google, biasa). Well kepanjangannya adalah Intra Venous Pyelografi adalah semacam tes yang bertujuan untuk menggecek ginjal, dan saluran kemih kita dengan menyuntikkan injeksi obat (yang mengandung radiasi) melalui pembuluh darah, yang akan mengalir ke ginjal dan akan menolong alat foto untuk menjelaskan citra yang akan ditangkap (ini bahasaku yah). Yah mau bagaimana lagi, walaupun tes itu harganya berkisar sekitar 900 ribu sampai 1 juta 300 ribu rupiah sekali tes, demi kesehatan apapun dilakukan selama masih ada dukungan biaya (Syukurlah). Siapa yang tidak membayangkan hal yang aneh-aneh ketika dalam waktu kurang lebih 24 jam lagi sekumpulan atau sepaket radiasi akan disuntikkan ke dalam tubuhmu. Tapi aku orangnya biasanya selalu percaya dan ngikutin apa kata dokter. Jadi, ya aku pasrah aja..
Persiapannya adalah selama hari kamis itu, aku hanya boleh makan bubur atau roti tawar dengan selainya. Banyak Minum. Jam 8 malam minum garam inggris. Jam 11 malam udah puasa samapai selesai tes besok jumat siangnya. Jangan kira garam inggris itu rasanya asin kayak garam atau oralit. Rasanya Puaaaaahiiiittttttt. Seperti colorquin versi cair. Sambil menahan mual aku habiskanlah 200ml air yang sudah tercampur dengan garam inggris yang tidak seasin namanya itu. Satu hal yang aku tau tentang garam inggris (setelah lihat google, tentunya), garam inggris berfungsi untuk menguras kotoran yang ada di perut agar hasil foto tidak kabur dan terganggu dengan adanya feses. Well, banyak yang bilang efek gram inggris akan mulai terasa 2 jam setelah kamu meminumnya. Sebenarnya tidak juga. Efek akan langsung terasa. Larutan itu akan membuat dirimu merasa mual dan rasa tidak nyaman di bagian perut. Dia akan menguras perutmu, kadang-kadang memeberikan rasa mual yang sungguh tak nyaman. Namun hasilnya tidak mengecewakan. Besok paginya, semua (atau hampir semua) kotoran yang ada di dalam perut keluar semua. Aroma kotorannya yang akan buat kamu percaya, hha. Perut terasa ringan dan enak. Thanks to Garam Inggris :)
Akhirnya jumat pagi, aku melakukan tes darah dulu. Hal yang penting sebelum melakukan tes IVP adalah kita harus mengetahui apakah fungsi ginjal kita baik atau tidak, Hal itu bisa kita lihat dari tes creatin dari darah kita. Kalau normal ya lanjut, kalo tidak normal harus minta acc dulu dari dokter yang menangani kamu. tes darah menunjukkan bahwa aku akhirnya lolos dan dapat mengikuti tes selanjutnya yakni IVP.
|
Titik Merah yang bagian bawah adalah bekas suntikan pengambilan sampel darah Titik merah yang bagian atas adalah bekas suntikan injeksi IVP |
Sebelum tes IVP bagian administrasi radiologi RS Darmo memberikanku
consent form untuk diisi. setelah itu masuklah diriku di dalam ruangan tes IVP. kesan pertama,
creepy. Rasanya melihat instrumen instrumen besar dengan bentuk yang tidak biasa membuatku merasa seperti berada di sebuah percobaan ilmiah apa gitulah.. Di dukung sama suasanya ruangannya yang muram (sebenarnya pingin foto ruangannya tapi takut kena semprot sama petugasnya, hha), kesannya semakin terasa (Maaf ya Pihak RS, bukan tidak suka, tapi setidaknya warna interiornya lebih berwarna ceria dong, biar pasiennya tidak takut). tapi nanti waktu di tengah-tengah pemeriksaan nanti bisa santai kok.
Aku tidak menyangka aku memiliki kondisi alergi obat (baru kali ini). Kata petugasnya, jika kita tidak memiliki alergi obat, maka tidak akan ada efek samping yang terjadi ketika obat tersebut diinjeksikan ke dalam tubuh kita. Aku tahu aku alergi obat itu karena ketika obat itu diinjeksikan, bekas suntikannya terasa panas seperti terbakar. Bukan hanya itu, tenggorokannku juga terasa hangat dan lidahku terasa kelu. Petugasnya dengan tanggap melakukan pertolongan pertama dengan menyruhku menghirup aroma alkohol dari kapas yang dia berikan sama aku. Oia, kalo memang alergi sifatnya cuman sementara kok, jadi tenang saja. Proses foto pun dilakukan (sori ga bisa nunjukin hasil fotonya. gak jelas kl gak dengan cahaya yang baik dan pantas soalnya). Sebelum proses foto berakhir, petugas menyuruh aku untuk buang air kecil. petugasnya juga berkata jika tidak merasa buang air kecil, harus dipaksa dibuang. Hal itu ternyata bertujuan untuk membuang obat injeksi tadi dari dalam tubuh kita, supaya tubuh kita tidak terkontaminasi dengan radiasi. Tanpa harus berusah dengan memaksa buang air kecil, nanti akan buang air kecil sendiri kok. Sensasinya seperti ada air yang berhawa panas keluar dari saluran pembuangan kita. Akhirnya Proses foto pun selesai, tinggal nunggu diagnosanya dokter aja.
|
Sampul Hasil fotonya (Sori ga bisa nunjukin dalamnya). Dengan aku nama pasiennya, dan Tarmono sebagai nama dokternya :) |
|
Medical Center RS Darmo |
Akhirnya tadi sore waktu ke Medical Centrenya RS Darmo Surabaya, aku dikabarkan bahwa hasil foto tidak menunjukkan adanya batu atau hal-hal lain yang berpotensi untuk membahayakan tubuh. Dokternya pesan supaya aku harus banyak minum air, 3 liter sehari semalam, dan dia memberikan aku obat seharga 300 ribu untuk diminum sekali sehari.
Kita Bukan Robot. Berikanlah Waktu Bagi Tubuh Kita Untuk Beristirahat. Ketika Tubuh Kita Memberikan Sebuah Tanda, Perhatikanlah. Jangan Biarkan.