Pages

Kamis, 04 Oktober 2012

Perahu Kertas (Mengingatkanku)

Hadir lagi film Indonesia yang tidak bisa tidak untuk ditonton dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia, lebih khusus bagi para pecinta karya-karyanya Hanung Bramantyo dan Dewi Lestari. Bagi para penikmat karya-karya tulis dari Dee alias Dewi Lestari, Novel Perahu Kertas tentu tidak asing lagi. Novel yang bercerita tentang kisah cinta antara Keenan, Kugy, Remi, dan Ludhe ini telah dibuat dalam bentuk film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Cerita dari film ini hampir sama dengan alur yang ada di buku, tanpa ada tambahan atau pengurangan cerita. Tak heran film ini dibagi menjadi 2 bagian yakni Perahu Kertas Bagian 1 dan 2

Hari ini, para penggemar novel perahu kertas dipuaskan sudah dengan rilisnya Film Perahu Kertas Bagian 2 di bioskop-bioskop di Indonesia. Bagian kedua dari film ini dimulai dengan adegan pernikahan temannya Kugy; Noni, di mana Kugy dan Keenan akhirnya bertemu lagi setelah hampir tiga tahun lose contact. Adegan demi adegan membawa kita mengalir dengan berbagai macam emosi selama hampir dua setengah jam, di mana adegan terakhir dari Film ini adalah ketika Kugy me"laju"kan perahu kertasnya yang terakhir di laut lepas. Kugy juga sedang lima bulan mengandung anaknya Keenan pada waktu itu. Perahu Kertas pun berakhir di Jawa Barat pada tahun 2006.

Poster Film Perahu Kertas, Sumber: Google.
Well, sebagai pecinta karya Dee dan penikmat film, Perahu Kertas The Movie telah membawa novel karangan Dewi Lestari ini ke atmosfir yang berbeda. Tangan dingin sang sutradara membuat film ini menjadi indah. Hal yang sangat aku sukai dari film ini adalah selain alur ceritanya yang tidak berbeda dengan novelnya, panorama atau pemandangan-pemandangan yang disuguhkan dalam film ini juga tidak kalah indahnya. Pantai yang biru, keindahan alam Pulau Bali, dan hal-hal lain yang sungguh membuat mata kita menjadi agak lebih "disegarkan" ketika menonton film ini. Namun secara pribadi, kalau aku membandingkan novel dan filmnya, aku akan lebih memilih novelnya jika dibandingkan dengan filmnya. Alasanku secara pribadi memilih novelnya adalah karena "feelings" yang saya dapat ketika membaca novelnya; ketika di dalam bagian-bagian tertentu dalam novel kita merasa lucu, sedih, galau, geram, gemes, dan sebagai macamnya, tidak aku dapatkan di film ini. Ekspektasiku ketika menonton film ini adalah aku akan merasakan perasaan-perasaan yang sama sewaktu aku membaca novelnya (aku "feelin blue" berhari-hari bo). Ketika aku menonton film Perahu Kertas (bagian 1 dan bagian 2), "rasa" itu tidak aku dapatkan dengan cukup maksimal seperti ketika aku membaca novelnya. Tidak ada rasa kecewa ketika menonton filmnya, namun perasaan bahwa ada sesuatu yang kurang tetap muncul dalam pikiranku ketika menonton film ini. Secara keseluruhan, film ini keren banget deh pokoknya. Jadi, jangan lupa ditonton yaa :)

PS: Lagu-lagu yang menjadi orginal soundtrack dari film ini juga luar biasa bagusnya. Ngga bosen-bosen dengernya :)


Senin, 06 Agustus 2012

Dixie Chicks, Glee, Boyce Avenue - Landslide (Cover) My First Cover Song Video


Menginginkanmu

Rasa ini..
Ketika melihat wajahmu untuk pertama kalinya..
Rasa ini...
Ketika waktu sering mempertemukan kita...
Rasa ini...
Ketika rasa itu datang...
Rasa ini...
Ketika menyapamu...
Rasa ini...
Ketika bertemu denganmu, memandangimu...
Rasa ini...
Ketika berbicara denganmu, melihat kedua matamu...
Rasa ini..
Ketika kamu membalas tatapanku...
Rasa ini...
Ketika aku merindukanmu, dan memikirkanmu...
Rasa ini...
Ketika kamu terdiam sewaktu aku mengucapkan selamat kepadamu...
Rasa ini...
Ketika kamu mengacuhkanku, ketika aku mengacuhkanmu...
ketika aku berusaha menyangkal perasaan itu...
Rasa ini...
Ketika aku bertemu denganmu lagi...


Apakah kamu merasakan rasa yang sama denganku?

Kamis, 05 Juli 2012

Anyone Can Sick

Vertigo atau kehilangan keseimbangan akan sangat menggangu aktivitas walaupun tidak menimbulkan rasa sakit pada bagian anggota tubuh lainnya. ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karen merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah.

yaps, I've got Vertigo.... hikmah yang diambil dari kejadian ini adalah:
  1. makannya lebih teratur yahhh
  2. tidurnya juga usahain teratur (agak ragu yang ini. soalnya mahasiswa boo, lol)
  3. just enjoy yourlife, jangan terlalu berat memikirkan kehidupan ini. hidup ini sangat berwarna, ngga cuman berwarna hitam or abu2 doang (maksudnya ya ngga berat2 amat kalo kita mau selalu berpikir positif #smile)
  4. JAGA KESEHATAN :D



Waktu teman-teman jenguk di RS. Mitra Keluarga


"suvenir" dari RS :D



Jumat, 29 Juni 2012

glee VS SMASH

Stars aren't born, they are made (SMASH)
yaps, kutipan di atas adalah sebuah kutipan dari sebuah serial tv amrik  yang katanya mirip dengan serial tv kesukaan kita bersama, glee. well, sebagai salah seorang pecinta glee awalnya aku tidak begitu peduli dengan desas-desus itu. aku pikir, yah biarin lah ada pihak-pihak yang mencoba menyamai glee dengan membuat sebuah serial tv yang mirip dengan glee, toh nanti mereka pasti ga bisa nyaingin kerennya glee di mata para pecintanya. 

nah, karena betapa penasarannya saya dengan serial yang dibanding-bandingkan dengan glee ini, I watched the series. and you know what? menurut pengamatanku sebagai seorang awam yang suka menonton sebuah serial tv yang berkualitas (cieh) glee sangat berbeda dengan SMASH.

Sumber: Facebook

seperti kita para pecinta glee tahu, glee bercerita tentang kisah perjuangan sekumpulan anak remaja yang tergabung dalam sebuah kelompok paduan suara di sekolah mereka yang bernama New Direction untuk mencapai prestasi terbaik dalam kompetisi paduan suara. bukan hanya berfokus kepada kisah perjuangan mereka, serial ini juga berfokus tentang isu-isu yang berhubungan dengan dunia remaja yang bisa kita lihat di setiap seasonnya. misalnya tentang bagaimana hausnya anak-anak ini akan pengakuan; secara kita tahu kan ceritanya anak-anak yang tergabung dalam klub paduan suara di McKinley are like the most people that you don't want to hang out with, nerdy, freak, etc. selain itu mereka juga kadang-kadang bergumul dengan kisah cinta yang begitu rumit, bahkan sampai mengarah kepada pernikahan remaja (hello, Rachel and Finn?). Yah, kalo direnung-renungkan lagi (aku sih yang merenung) kisah-kisah yang dijual serial ini ga beda-beda jauh ama kehidupan kita yang dulu pernah merasakan masa-masa SMA atopun yang sedang merasakan masa-masa itu sekarang. 

satu hal lagi yang menjadi serial ini spesial di mata pecintanya (especially me ^_^) adalah bagaimana serial ini sering menyampaikan pesan-pesan menekankan pada kebersamaan, persamaan, dan kekeluargaaan. di glee, tidak penting kamu gay. lesbian, yahudi, cina, kulit hitam, kulit putih, dsb, kamu berharga. kamu sempurna, dan kamu pantas berkarya dan memberikan yang terbaik di dunia ini, pantas mencintai dan dicintai, dsb. kalo aku secara pribadi boleh memberi pendapat, ada dua kata yang mewakili penjelasan yang panjang ini; equality and tolerance. and nowadays, those are things that people wanna see, right?

Sumber: Facebook
Sumber: Google
dari kisah tentang anak-anak SMA yang penuh dengan ambisi dan mimpi, sekarang kita beralih kepada kisah seorang cewe (lebih tepatnya 2 orang) yang berjuang untuk mendapat peran utama dalam pertunjukan musikal Marilyn. adalah Karen yang diperankan oleh Katherine McPhee dan Ivy yang diperankan oleh Megan Hilty yang bersaing untuk mendapatkan posisi itu. yaps, SMASH season 1 ini bercerita tentang kisah pembuatan pertunjukan musikal Marilyn dan segala intrik-intrik yang terjadi dalam proses itu. mulai dari bagaimana Ivy tidur dengan sang sutradara sehingga ada kesan bahwa dia mendapatkan peran utama karena dia sudah "memberikan" tubuhnya kepada sang dark lord (julukan bagi si sutradara musikal), sampai bagaimana Ivy begitu merasa tersaingi dengan Karen, si gadis udik yang berusaha memantapkan karir di dunia broadway. selain kisah antara Ivy dan Karen, ada juga kisah tentang Julia (diperankan oleh Debra Messing) yang memiliki pergumulan sendiri; mempunyai affair dengan Michael Swift (Will Chase) sehingga mempengaruhi kehidupan keluarganya. begitu juga dengan Tom (Christian Borle) yang galau karena disukai oleh 2 pria gay ganteng. 

hal yang menarik dari serial ini adalah tentang bagaimana serial ini (pendapatku secara pribadi sih) bagaimana serial ini "mengocok" emosi yang menonton. secara pribadi sih, waktu aku nonton aku bisa ngerasain aura-aura persaingan yang ingin dijual serial ini, whiches inti dari cerita ini adalah bagaimana mereka berjuang menjadi bintang dalam pertunjukan musikal tersebut. selain itu, karena lokasi cerita ini adalah di kota New York, serial ini semakin menekankan sisi broadwaynya. plus, para pemainnya yang menurut aku udah berhasil kawin dengan karakter mereka sehingga serial ini menjadi sebuah serial musikal yang sangat pas ditonton.
Sumber: Google
yang membuat glee dan SMASH berbeda juga terletak pada lagu-lagu yang disajikan per tiap episodenya. glee menyajikan kembali lagu-lagu yang sudah populer sebelumnya dengan versi mereka sendiri, sedangkan SMASH menyajikan lagu-lagu yang orijinal yang sangat kental dengan ciri khas musik broadway. SMASH juga tidak hanya menyajikan lagu-lagu orijinal khas musik broadway, tetapi juga mengcover lagu-lagu pop, walaupun hanya sedikit. ketika glee lebih banyak menyajikan ceritanya melalui lagu-lagu yang dinyanyikan para pemainnya, SMAH menyampaikan ceritanya melalui drama dan intrik-intrik yang ada. jadi kalo berbicara tentang mana yang lebih bagus; aku ga akan milih salah satu, karena secara pribadi glee dan SMASH adalah 2 serial yang layak untuk dijadikan bahan tontonan karena banyak pesan yang bisa kita ambil dalam setiap episodenya.
Sumber: Facebook
namun, ada persamaan dari serial ini yang bisa menjadi motivasi kita dalam menjalani hidup. persamaan itu aku rangkum dalam kalimat ini: berjuanglah untuk mencapai mimpi dan tujuan hidupmu. jangan pernah putus asa dalam setiap prosesnya, selalu memberikan yang terbaik, dan berkomitmen untuk menunjukkan potensi dan kualitas yang maksimal.